Sebagai
negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar keempat dunia, Indonesia masih
mencatat banyaknya penduduk yang kurang paham dan kurang memanfaatkan lembaga
keuangan.
Sebuah
survei yang dilakukan Otoritas Jasa Kuangan (OJK) belum lama ini bahkan
mengungkapkan fakta yang kurang menggembirakan terkait tingkat literasi
keuangan masyarakat Indonesia pada tahun 2013 ini. Survei ini dilakukan di 27
Provinsi dan memiliki responden sebanyak 8.000 orang.
Memperhatikan
hasil survei literasi keuangan tersebut maka upaya peningkatan pemahaman dan
pemanfaatan produk jasa keuangan merupakan langkah dasar meningkatkan kualitas
produk jasa keuangan untuk meingkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam survei kali
ini OJK berharap bisa memperoleh gambaran mengenai seberapa paham dan seberapa
besar tingkat keinginan masyarakat untuk memanfaatkan lembaga keuangan.
Berikut
adalah hasil temuan OJK terkait tingkat pengetahuan keuangan dari masyarakat
Indonesia:
1. Sektor perbankan
Sebagai
sektor bisnis dengan pangsa pasar terbesar diantara seluruh industri keuangan,
tercatat hanya 22% masyarakat indonesia yang memahami produk perbankan. Namun
tingkat penggunaan jasa perbankan termasuk baik karena sudah mencakup 57% dari
responden.
2. Industri Asuransi
OJK
menemukan fakta hanya 18 orang dari 100 orang yang benar-benar memahami
asuransi dan hanya 12% responden yang benar-benar memanfaatkan produk asuransi.
3. Sektor Pegadaian
Tercatat
15 orang dari 100 telah memahami pegadaian namun pemanfaatannya hanya 5%.
4. Lembaga Pembiayaan
Sebanyak
10% responden mengaku memahami produk lembaga pembiayaan. Sayangnya hanya 6%
respoden yang mengaku memanfaatkan lembaga pembiayaan tersebut.
5. Dana Pensiun
Sedangkan
mengenai dana pensiun hanya 7% yang paham dan 2% yang baru memanfaatkan.
6. Pasar Modal
OJK
menemukan hanya 4% dari 8.000 responden yang mengaku memahami pasar modal.
Ironisnya hanya 1% masyarakat Indonesia yang benar-benar memanfaatkan
keberadaan pasar modal.
Ref :
bisnis.liputan6.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar