Masa
remaja adalah masa yang tak pernah terlupakan dan merupakan masa yang paling
indah. "Jika masa itu terlewatkan maka ia akan merasa rugi"
setidaknya begitulah kata anak-anak remaja sekarang ini. Pelajar merupakan aset bangsa dalam
mewujudkan cita-cita bangsa serta membela tanah air memang selayaknya bertindak
sesuai aturan dan norma yang ada. Selain belajar dan menuntut ilmu, pelajar
yang normal seharusnya menjungjung tingkat nasionalisme serta memiliki akhlak
yang baik. Jika sudah mempunyai poin-poin tersebut, bangsa kita akan terbebas
dari hal-hal yang negative seperti tindakan kekerasan bahkan tindakan asusila.
Belakangan ini Indonesia dikejutkan
dengan kelakuan para pelajar yang sudah bertindak diluar batas normal. Bukan
hanya melakukan tawuran yang memang sangat merugikan semua pihak, melainkan
video porno yang sudah beredar hampir keseluruh tanah air dengan adegan yang
menurut dunia pendidikan sangat tidak pantas dilakukan oleh seorang pelajar
apalagi didepan umum. Ironisnya, pelajar-pelajar yang melakukan aksi melakukan
tersebut sama sekali tidak merasa keberatan merekam tindakan asusilanya
tersebut dan bahkan menjadikan aksi tersebut sebagai lelucon dan gurauan.
Bagaimana hal tersebut bisa terjadi sedangkan yang seharusnya mereka lakukan
adalah belajar serta menuntut ilmu demi masa depan mereka dan kemajuan bangsa. Karena ingin mendapatkan kesenangan di masa
remaja, banyak anak-anak remaja mengorbankan uangnya hanya untuk sekedar
berfoya-foya merusak dirinya karena tingginya perasaan ingin tau serta dorongan
dari teman-temannya dan yang paling menyedihkan mereka tidak menyadari betapa
sakitnya orangtuanya mencari nafkah hanya untuk anak-anaknya. Tetapi, banyak
juga remaja yang menyadari hal itu.
"Bagaimana
moral remaja pada masa kini?" Apakah moral remaja masa kini itu dilarang
oleh agama, atau malah diperbolehkan oleh agama? Banyak sekali kritikan yang
datang dari ahli-ahli agama, terutama masalah pacaran. Ahli agama mengatakan
bahwa perilaku remaja sekarang ini melanggar norma-norma yang ada di kalangan
masyarakat. Hal itu dikatakan karena tidak sedikit remaja yang berpelukan,
berpegangan bahkan berciuman di depan umum. Hal tersebutlah yang sangat
dilarang oleh agama. Seharusnya mereka jangan melakukan itu. Kebanyakan moral
remaja sekarang ini rusak. Kenapa demikian? Karena tidak sedikit pelajar SMA
sudah merokok, bahkan bukan hanya SMA, SMP bahkan SD juga sudah melakukan
kegiatan itu, bukan cuma itu saja tapi sudah ada yang memakai ganja. Seorang
gadis yang harusnya menjaga keperawnannya sekarang sudah banyak yang tidak
perawan. Pelajar yang harusnya pergi ke sekolah malah bermain-main keluyuran di
jalan umum, uang sekolah yang harusnya dibayar malah dihabiskan sendiri hanya
untuk bersenang-senang. Mereka tidak menyadari betapa sulitnya orang tua mereka
mencari nafka hanya demi anaknya.
Pemerintah yang menanggapi
permasalahan tersebut melihat adanya aspek pengawasan yang rendah dari orang
tua pelajar-pelajar tersebut serta rendahnya pengawasan dari aparat setempat
jika ditinjau mengenai kasus tawuran antarpelajar bahkan antarmahasiswa.
Bimbingan yang kuat serta pengawasan dari pendidik juga sangat diperlukan,
apalagi motif yang mendasar adanya tindak kekerasan atarpelajar tersebut adalah
persaingan antar sekolah serta dendam pribadi dari salah satu pelajar yang
menjadi provokator. Tindakan kekerasan dan asusila yang mewabah kepada pelajar
jaman sekarang harus disikapi dengan bijaksana agar adanya penyelesaian yang
efesien. Diperlukan pengawasan yang lebih dari orang tua dan pendidik sekarang
ini agar pelajar yang bersikap diluar batas bias diarahkan menjadi lebih baik.
Jika tidak ada tindakan yang tegas, tawuran dan tindak asusila akan merajalela
serta nilai-nilai bangsa akan hilang begitu saja.
Pegawasan yang ketat memang
merupakan kunci utama yang harus dilakukan orang tua dan guru-guru sekarang
ini. Karena lingkup termudah yang turut andil dalam pencegahan tidak kekerasan
dan asusila terhadap pelajar adalah dimulai dari keluarga dan lingkungan
sekolah. Pemerintah pun harus tetap berupaya dalam penuntasan kasus-kasus
tersebut melalui aparat setempat dan system keamanan yang berlaku diseluruh
wilayah tanah air. Pelajar Indonesia harus diarahkan kepada segala hal yang
positif karena merekalah yang menjadi generasi penerus bangsa. Menjadi
siswa-siswi yang berprestasi dan membanggakan haruslah menjadi target mereka.
Dengan demikian, peran orang tua serta pemerintah dalam mewujudkan generasi
bangsa yang cerdas tidak akan sia-sia.
Ref :
politik.kompasiana.com
ratnasaripandiangan.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar