Selasa, 19 November 2013

Moralitas Pelajar Jaman Sekarang

Masa remaja adalah masa yang tak pernah terlupakan dan merupakan masa yang paling indah. "Jika masa itu terlewatkan maka ia akan merasa rugi" setidaknya begitulah kata anak-anak remaja sekarang ini. Pelajar merupakan aset bangsa dalam mewujudkan cita-cita bangsa serta membela tanah air memang selayaknya bertindak sesuai aturan dan norma yang ada. Selain belajar dan menuntut ilmu, pelajar yang normal seharusnya menjungjung tingkat nasionalisme serta memiliki akhlak yang baik. Jika sudah mempunyai poin-poin tersebut, bangsa kita akan terbebas dari hal-hal yang negative seperti tindakan kekerasan bahkan tindakan asusila.

Belakangan ini Indonesia dikejutkan dengan kelakuan para pelajar yang sudah bertindak diluar batas normal. Bukan hanya melakukan tawuran yang memang sangat merugikan semua pihak, melainkan video porno yang sudah beredar hampir keseluruh tanah air dengan adegan yang menurut dunia pendidikan sangat tidak pantas dilakukan oleh seorang pelajar apalagi didepan umum. Ironisnya, pelajar-pelajar yang melakukan aksi melakukan tersebut sama sekali tidak merasa keberatan merekam tindakan asusilanya tersebut dan bahkan menjadikan aksi tersebut sebagai lelucon dan gurauan. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi sedangkan yang seharusnya mereka lakukan adalah belajar serta menuntut ilmu demi masa depan mereka dan kemajuan bangsa. Karena ingin mendapatkan kesenangan di masa remaja, banyak anak-anak remaja mengorbankan uangnya hanya untuk sekedar berfoya-foya merusak dirinya karena tingginya perasaan ingin tau serta dorongan dari teman-temannya dan yang paling menyedihkan mereka tidak menyadari betapa sakitnya orangtuanya mencari nafkah hanya untuk anak-anaknya. Tetapi, banyak juga remaja yang menyadari hal itu.

"Bagaimana moral remaja pada masa kini?" Apakah moral remaja masa kini itu dilarang oleh agama, atau malah diperbolehkan oleh agama? Banyak sekali kritikan yang datang dari ahli-ahli agama, terutama masalah pacaran. Ahli agama mengatakan bahwa perilaku remaja sekarang ini melanggar norma-norma yang ada di kalangan masyarakat. Hal itu dikatakan karena tidak sedikit remaja yang berpelukan, berpegangan bahkan berciuman di depan umum. Hal tersebutlah yang sangat dilarang oleh agama. Seharusnya mereka jangan melakukan itu. Kebanyakan moral remaja sekarang ini rusak. Kenapa demikian? Karena tidak sedikit pelajar SMA sudah merokok, bahkan bukan hanya SMA, SMP bahkan SD juga sudah melakukan kegiatan itu, bukan cuma itu saja tapi sudah ada yang memakai ganja. Seorang gadis yang harusnya menjaga keperawnannya sekarang sudah banyak yang tidak perawan. Pelajar yang harusnya pergi ke sekolah malah bermain-main keluyuran di jalan umum, uang sekolah yang harusnya dibayar malah dihabiskan sendiri hanya untuk bersenang-senang. Mereka tidak menyadari betapa sulitnya orang tua mereka mencari nafka hanya demi anaknya.

Pemerintah yang menanggapi permasalahan tersebut melihat adanya aspek pengawasan yang rendah dari orang tua pelajar-pelajar tersebut serta rendahnya pengawasan dari aparat setempat jika ditinjau mengenai kasus tawuran antarpelajar bahkan antarmahasiswa. Bimbingan yang kuat serta pengawasan dari pendidik juga sangat diperlukan, apalagi motif yang mendasar adanya tindak kekerasan atarpelajar tersebut adalah persaingan antar sekolah serta dendam pribadi dari salah satu pelajar yang menjadi provokator. Tindakan kekerasan dan asusila yang mewabah kepada pelajar jaman sekarang harus disikapi dengan bijaksana agar adanya penyelesaian yang efesien. Diperlukan pengawasan yang lebih dari orang tua dan pendidik sekarang ini agar pelajar yang bersikap diluar batas bias diarahkan menjadi lebih baik. Jika tidak ada tindakan yang tegas, tawuran dan tindak asusila akan merajalela serta nilai-nilai bangsa akan hilang begitu saja.

Pegawasan yang ketat memang merupakan kunci utama yang harus dilakukan orang tua dan guru-guru sekarang ini. Karena lingkup termudah yang turut andil dalam pencegahan tidak kekerasan dan asusila terhadap pelajar adalah dimulai dari keluarga dan lingkungan sekolah. Pemerintah pun harus tetap berupaya dalam penuntasan kasus-kasus tersebut melalui aparat setempat dan system keamanan yang berlaku diseluruh wilayah tanah air. Pelajar Indonesia harus diarahkan kepada segala hal yang positif karena merekalah yang menjadi generasi penerus bangsa. Menjadi siswa-siswi yang berprestasi dan membanggakan haruslah menjadi target mereka. Dengan demikian, peran orang tua serta pemerintah dalam mewujudkan generasi bangsa yang cerdas tidak akan sia-sia.

Ref       :

politik.kompasiana.com

ratnasaripandiangan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar