Produsen kaca optimis industrinya bisa tumbuh hingga 6,5% di
akhir tahun ini. Pertumbuhan terdorong peningkatan permintaan produk kaca dalam
negeri dari sektor otomotif dan properti. Jadi kita masih bisa jaga sedikit di
atas rata-rata pertumbuhan ekonomi. Kalau untuk (pertumbuhan) kaca hulu sekitar
6%, tapi kalau kaca yang diproses mungkin sampai 6,2%. Jadi mungkin bisa
sekitar 6,5%.
Permintaan kaca pada sektor otomotif diprediksi mencapai 8%,
sementara sektor properti 12,5%. Meskipun permintaan ekspor kaca mengalami
penurunan 5,5% hingga 6,5%, namun tertolong dengan kenaikan permintaan dari
kedua sektor domestik tersebut.
Sementara kapasitas produksi kaca nasional pada tahun ini,
diprediksi mencapai 1,2 juta ton, naik dari tahun lalu yang masih 01,125 juta
ton. Kalau misalnya pengiriman akhir tahun ini banyak, nggak ada hambatan lagi, maka 1,25 juta ton
tercapai. Itu sudah hampir 90% kapasitas terpasang.
Dia menyebutkan, dari jumlah kapasitas produksi tersebut,
sebanyak 35% diperuntukkan ke pasar ekspor. Namun sayang, ekspor ini mengalami
penurunan dibanding tahun lalu. Turun dari tahun lalu sekitar 5%. Jadi mereka
(industri) sekarang menyiasati dengan mencoba ekspor kaca-kaca yang bernilai
jual tinggi, kalau kaca-kaca biasa saja kalah dengan saingan terbesar kita, China.
Ekspor ini, diperuntukkan hampir ke semua negara, terutama
untuk kawasan Asia dan Timur Tengah. Sifat berat kaca cukup menyulitkan. Adapun
saingan produsen kaca nasional seperti Malaysia dan Thailand.
Sedangkan
untuk kebutuhan produk kaca dalam negeri saat ini telah mencapai 700 ribu ton.
Dengan demikian, Yustinus berharap industri pengguna kaca seperti industri
otomotif dapat terus berkembang sehingga mampu menyerap lebih banyak produksi
kaca nasional. Mudah-mudahan produksi mobil kita bisa diekspor, jadi kita bisa
nimbrung dikacanya. Kita ikut pada nilai tambahnya.
Ref :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar