Selasa, 19 November 2013

Timnas U-19 : Harapan Masyrakat Indonesia

Ketika yang senior tak kunjung berprestasi, maka ketika sekumpulan remaja ini mempertontonkan permainan dan semangat bertarung yang menawan, mimpi dan harapan itu pun dipindahkan ke timnas U-19. Anak-anak muda itu --mereka baru beberapa tahun melepas statusnya sebagai ABG (Anak Baru Gede) adalah anak-anak SSB, pemain-pemain amatir, berasal dari berbagai daerah, serta jauh dari gambaran bahwa pemain sepakbola adalah profesi yang mapan secara ekonomi.

U-19 tentu saja bukan level yang prestisius, bahkan sampai U-21 sekalipun. Tapi sepakbola di level usia ini penting karena merupakan sebuah ukuran proses pembinaan dan perkembangan seorang pemain bola. Khusus buat Indonesia, yang mana istilah "pembinaan usia muda" dinilai jalan di tempat, keberhasilan "Garuda Muda" menjuarai Piala AFF U-19 membuka mata bahwa harapan itu selalu ada. Malahan itu menguatkan sebuah tesis bahwa dalam hal bakat, Indonesia memiliki bibit-bibit yang bisa bersaing dengan negara-negara lain. Dalam banyak turnamen yunior, rekam jejak anak-anak "Merah Putih" sesungguhnya terbilang bagus. Contoh paling akhir adalah, selain Piala AFF U-19, wakil Indonesia di Danone Nations Cup, yang disebut-sebut sebagai Piala Dunia-nya untuk anak-anak usia 10-12 tahun, berhasil menduduki peringkat kedelapan dari 32 negara.

Timnas U-19 ini harus diakui memang sangat menjanjikan. Kalangan pengamat maupun masyarakat awam bersepakat bahwa tim ini bisa bermain, baik secara fisik maupun taktik. Pelatih Indra Sjafri, yang dikenal gemar blusukan ke pelosok-pelosok untuk mencari pemain-pemain muda berbakat, layak diberi credit point dalam hal ini. Yang paling kentara adalah, euforia yang seketika terbentuk setelah tim ini menjuarai Piala AFF bulan lalu, mencerminkan betapa masyarakat kita haus dan dahaga pada prestasi. Kemenangan dan menjadi juara sudah lama menjadi mimpi besar bangsa ini di dunia sepakbola, setelah terakhir kali meraihnya 22 tahun silam. Harus diakui, kecintaan masyarakat Indonesia pada timnasnya sungguh luar biasa, dan sering kali bikin geleng-geleng kepala. Pada sebagian orang, harapan untuk melihat timnas jadi juara tak pernah padam, betapapun berkali-kali itu pula mereka mesti kecewa. Maka timnas U-19 ini seperti oasis di gurun pasir, laksana matahari jam setengah enam pagi, yang datang untuk menyirnakan kegelapan malam.

Timnas U-19 asuhan Indra Syafrie ini bermain sangat indah dan taktis. Vietnam, Malaysia, dan bahkan ‘raksasa Asia’ Korea Selatan sudah merasakan bagaimana kedahsyatan permainan Evan Dimas, dkk. Kematangan permainan Evan Dimas bak Xavi Hernandez memimpin rekan-rekannya untuk bermain penuh determinasi. Permainan cantik satu dua sentuhan dan bola-bola pendek Timnas benar-benar mengingatkan  pada permainan ciamik Barcelona. Trio Evan Diman, Hargianto, dan Zulfiandi benar-benar menjadi motor permainan taktis Timnas Indonesia, laksana Trio Xavi, Iniesta, dan Sergio Busques di Barcelona. Belum lagi tusukan dan dribling menawan dari Maldini Palli atau Dinan Xavier di sayap kanan maupun Ilham Udin di sayap kiri. Mereka bermain sangat indah dan taktis, mengagumkan!

Euforia Timnas U-19 memunculkan banyak harapan dan keyakinan bahwa Indonesia bisa bicara banyak dalam sepakbola Asia Tenggara, bahkan Asia Semoga semangat dan kepercayaan diri yang dibawa Timnas Indonesia U-19 bisa menular ke kakak-kakaknya yang selama ini minim prestasi. Dan semoga PSSI bisa menjaga baik skuad Timnas U-19 ini yang bisa dikatakan sebagai sebuah investasi berharga masa depan persepakbolaan Indonesia.

Ref       :

sport.detik.com

olahraga.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar